Piso Surit (Menantikan Kedatangan Seorang Kekasih)


Piso dalam bahasa karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". 


Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Karo Djaga Depari dari Desa Seberaya Kabupaten Karo menjadi sebuah lagu yang berjudul Piso Serit, sekarang di sebut Piso Surit. Lagu ini berkisah tentang seorang pemuda yang meridukan kekasihnya tetapi tak kujung bertemu. Utuk melestarikan judul lagu yang sebenarnya, maka jambur yaitu semacam pertemuan Masyarakat Desa dan penyelenggaraan pesta adat di Desa Seberaya diberi nama Jambur Piso Serit.


Tarian Piso Surit adalah tarian yang menggambarkan seorang gadis yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil.

Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan jaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa beliau, maka dibangun sebuah monument Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © Ketadu.com